Rangkuman Tulisan 1, 2, dan 3
Tulisan 1
·
Definisi komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
v
Dimensi
komunikasi
Ø Isi
A
biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi.
Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama
adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang
dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan
tentang hubungan antar manusia.
Ø Suara
Kita
dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang
menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A.
Ø Jaringan Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa
percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam
itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang
dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat
berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D.
Ø Arah Komunikasi
Arah
Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah.
·
Definisi leadership
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
v Teori kepemimpinan
a. Teori X dan Y ( Dougals Mc Gregor )
Menurut McGregor organisasi tradicional
dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan
dalam dua model yang dia namakan Theori X dan Theori Y.
ü Teori X menyatakan bahwa sebagian besar
orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung
jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya.
ü Asumsi teori Y ini menyatakan bahwa
orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang
diduga oleh teori X.
b. Teori system 4 dari
rensis likert
Teori Empat Sistem (bahasa Inggris: Four Systems Theory)
adalah salah satu teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari
produksinya dilihat dari kacamata manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen berlangsung dalam empat sistem:
ü Sistem
Pertama: Sistem yang penuh
tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan
tidak memerlukan umpan balik.
ü Sistem
Kedua: Sistem yang lebih
lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitif terhadap kebutuhan karyawan.
ü Sistem
Ketiga: Sistem konsultatif
dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan.
ü Sistem
Keempat: Sistem partisipan
dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan.
Teori empat sistem ini menarik karena
dengan penekanan pada perencanaan dan pengendalian teori ini menjadi landasan
baik untuk teori posisional dan teori hubungan antar pribadi.
c.
Teori of Leadership Pattern Choice dari tannen baum dan scmidt
Tujuh “pola kepemimpinan” yang
diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan
angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi
definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Kepemimpinan
Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior.”
Contoh:
Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering
untuk bertemu.
Kepemimpinan
Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan.”
Contoh:
Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali
seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
Kepemimpinan
Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan.”
Contoh:
Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka
pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Kepemimpinan
Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat
berubah oleh kelompok.”
Contoh:
Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk
bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Kepemimpinan
Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.”
Contoh:
Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu
untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki
pertanyaan.
Kepemimpinan
Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar.”
Contoh:
Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari
Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari
terbaik untuk bertemu.
Kepemimpinan
Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.”
Contoh:
Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.
Tulisan
2 :
· Pengertian
Motivasi
Pengertian
Motivasi Menurut para Ahli | Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau
rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
· Teori-Teori Motivasi
1. Teori Drive Reinforcement
Teori
Penguatan berpendapat bahwa melalui akibat-akibat dari suatu perilaku,
orang akan termotivasi untuk berbuat dengan cara yang sudah ditentukan
sebelumnya. Teori penguatan menggunakan modifikasi perilaku (penerapan
teori penguatan agar pekerja melakukan apa yang pemberi perilaku ingin mereka
lakukan) dan kondisi operasi (jenis dan jadual penguatan). Skinner menyatakan
bahwa perilaku dapat dipelajari lewat pengalaman seseorang akan akibat positif
ataupun negatif dari suatu perilaku.
Jenis-jenis Penguatan
ü Positif : Suatu metode
pemberdayaan perilaku secara terus-menerus adalah dengan menawarkan akibat yang
menarik (reward) bagi kinerja yang diinginkan. Contoh, seorang pekerja
datang ontime untuk rapat dan diberi reward oleh manajer berupa
ucapan terima kasih. Pujian digunakan guna melakukan penguatan.
ü Penghindaran. Penghindaran
juga disebut penguatan negatif. Sebagaimana dengan penguatan positif, pekerja
diberdayakan untuk meneruskan perilaku yang diinginkan. Pekerja menghindari
akibat-akibat negatif. Contoh, seorang pekerja tepat waktu untuk rapat guna
menghindarkan diri dari penguatan negatif, seperti teguran atau dijewer
telinganya oleh atasan.
ü Pemusnahan : Ketimbang
memberdayakan perilaku yang diinginkan, pemusnahan merupakan upaya mengurangi
atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dengan menahan penguatan
tatkala perilaku muncul. Contoh, seorang pekerja yang telat untuk rapat tidak
diberi reward dengan pujian.
ü Penghukuman . Penghukuman
digunakan untuk menyediakan akibat-akibat tidak diinginkan dari perilaku yang
tidak diharapkan. Contoh, seorang pekerja telat untuk rapat kemudian ditahan
oleh pimpinan dan ‘dikeramas.’ Bahwa dengan penghindaran tidak ada
penghukuman aktual; maka dianggap tindakan penghukuman saja yang mampu
mengendalikan perilaku.
2.
Teori Victor H. Vroom (Teori
Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang
berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya
sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu
hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan
bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya,
apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat
sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan
harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat
terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan
memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan
menjadi rendah. Sebagai contoh : seorang supervisor bernama Gadissa, ingin
seorang pekerja bernama Cantika, untuk bekerja keras. Jika Cantika ingin
beroleh promosi, ia mungkin akan termotivasi. Kendati begitu, jika suatu
promosi tidak penting bagi Cantika, promosi tersebut tidak akan memotivasi
Cantika.
3. Teori Penetapan
Tujuan
Teori
penetapan tujuan
atau goal setting theory awalnya dikemukakan oleh Dr. Edwin Locke pada akhir tahun 1960. Lewat publikasi artikelnya
‘Toward a Theory of Task Motivation
and Incentives’ tahun 1968, Locke menunjukkan adanya keterkaitan
antara tujuan dan kinerja seseorang terhadap tugas.
Lima
Prinsip Penetapkan Tujuan :
1.
Kejelasan.
2.
Tantangan.
3.
Komitmen.
4.
Umpan balik (feedback).
5.
Kompleksitas tugas.
4.
Teori Abraham H. Maslow (Teori
Kebutuhan)
Teori
motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus,
istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti
fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan
akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs),
yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5)
aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
Tulisan 3
· Mengendalikan Fungsi Manajemen
a. Definisi Pengendalian
(Controlling)
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan. Pengendalian merupakan adalah fungsi
penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan
korektif sehingga penyimpangan dari standar diminimalkan dan menyatakan tujuan
organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan. sesuatu yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan
agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang.
b. Langkah
– Langkah dalam Control
Mockler
(1984) membagi pengawasan dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan standard dan metode mengukur prestasi kerja
1. Menetapkan standard dan metode mengukur prestasi kerja
2. Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan
atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin
terjadi ari standar dapat diketahui lebih dahulu.
3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan
standar yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar
yang telah ditetapkan.
4.
Mengambil tindakan korektif
c. Tipe –
Tipe dalam Control dalam Manajemen
·
Awal)
Preliminary) : Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu
perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun
sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
·
(Saat
ini) Concurrent : Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses.
Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan
aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan
dengan tepat.
·
(Akhir)
Post-action) : Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat
setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir,
kebalikan dari input dan aktivitas
d. Control
Proses Manajemen
roses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun
sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal
merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses
:
1) Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang
akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk
setiap program yang telah ditentukan
2) Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci,
dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat
pertanggungjawaban.
3) Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai
sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan.
4) Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari
proses pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban
akuntansi dapat dikumpulkan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. PSIKOLOGI INDUSTRI dan ORGANISASI.
Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press)
Indonesia (UI-Press)
http://new.edulab.co.id/teori-teori-motivasi/
http://prima-k-u-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35153-Umum-Asasasas%20Manajemen,%20Fungsi%20Pengendalian.html
Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/2068148-lankah-langkah-pengendalian-manajemen/#ixzz2lUH34Yn1
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/